Gempa bumi berkekuatan 6,4 SR yang melanda daerah Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan sekitarnya pada Minggu (29/7) pagi lalu menimbulkan dampak luar biasa bagi lokasi terdampak. Diketahui, ribuan rumah rusak (ringan, sedang, dan berat), ratusan orang luka-luka, bahkan belasan orang dinyatakan tewas tertimpa bangunan yang runtuh akibat gempa tersebut.
SelengkapnyaPelaksanaan masa Tanggap Darurat yang dicanangkan pemerintah buat bencana gempa bumi di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) sudah berakhir. Namun pemerintah tampaknya serius menangani memperbaiki kondisi pascagempa
SelengkapnyaKota Mataram, khususnya wilayah Kota Tua Ampenan, kini mulai bangkit bergeliat dan berbenah: mimpi ‘Berwajah Singapura’, kendati masih menyimpan segudang persoalan. Sejumlah konsep penataan kawasan pun segera digagas dan dimatangkan demi memperindah dan mempercantik penampilan Kota Mataram di masa mendatang.
SelengkapnyaKeterlibatan pemerintah pusat masih sangat diperlukan dalam rangka pencegahan kumuh akibat lonjakan pertumbuhan jumlah penduduk. Peserta lokakarya diharapkan mampu mengidentifikasi dan merumuskan kegiatan atau program untuk kolaborasi antarinstansi atau lembaga.
SelengkapnyaKegiatan pembangunan infrastruktur permukiman berpotensi menimbulkan dampak pada lingkungan dan dampak sosial yang bisa merugikan. Karena itulah, upaya mengantisipasi dan mengelola potensi dampak tersebut menjadi penting seperti melalui rencana pengadaan tanah dan permukiman kembali atau Land Acqusition and Resettlement Action Plan (LARAP).
SelengkapnyaPemerintah Kota Bima sudah dengan matang mencari solusi persoalan kepemilikan tanah dalam kasus DAS. Tanah yang kosong tidak akan ada ganti rugi. Rumah, hanya diberikan kompensasi sebagai rasa kemanusiaan. Semua penghuni liar di bantaran pun diyakini mau segera pindah karena jelas bertentangan dengan undang-undang dan peraturan pemerintah.
Selengkapnya