D
Di era reformasi, banyak bermunculan berbagai lembaga atau organisasi sosial. Baik itu lembaga/organisasi sosial yang didirikan oleh pemerintah, yayasan, maupun organisasi sosial kemasyarakatan yang berkiprah di bidang sosial. Tujuan mereka sama, yakni menyentuh masyarakat lapisan bawah (ekonomi lemah). Namun, nyatanya di lapangan belum semuanya mendapat bantuan. Termasuk mereka yang telah lanjut usia (lansia), jompo, serta para penyandang cacat. Ketiga hal itu merupakan tanggung jawab anak dan kerabat mereka dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Padahal kehidupan kerabat mereka pun masih pas-pasan.
Di lingkungan masyarakat dan keluarga timbul persepsi bahwa orang jompo, lanjut usia, dan para penyandang cacat hanya menjadi beban masyarakat dan keluarga. Bahkan dianggap menjadi aib bagi keluarga itu sendiri. Guna menetralisir anggapan tersebut, para jompo, lanjut usia, dan penyandang cacat perlu mendapatkan perhatian. Tidak hanya perhatian pemerintah saja, tapi dari kita semua sebagai bagian masyarakat yang ikut peduli terhadap nasib sesama.
Melalui Program P2KP, BKM Panyugu Pasot, Desa Pongok, Kecamatan Mandor, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat (Kalbar), secara khusus menyalurkan dana BLM tahap I kepada para penyandang cacat, jompo, dan lanjut usia yang ada di Desa Pongok. Santunan sosial yang diberikan berupa hewan ternak unggas (ayam buras) berjumlah total 381 kg atau 430 ekor, Oktober 2005 lalu. Santunan tersebut disalurkan melalui panitia/KSM sosial kepada 53 KK miskin. Masing-masing KK menerima delapan ekor ayam buras, terdiri dari dua ayam pejantan dan enam ayam betina.
Pemberian ternak unggas sebagai santunan dimaksudkan agar pemanfaatan bantuan sosial tersebut tidak langsung habis, melainkan secara terus menerus dapat dimanfaatkan dan dikembang-biakkan. Hasilnya, tiga bulan setelah pemberian santunan, UPS BKM yang memonitor ke Desa Pongok menemukan, ternak yang diberikan sudah mulai bertelur, bahkan sudah menetas. Salah seorang lansia, Sujan, dengan bangga mengatakan, ayam ternaknya kini sudah berjumlah 17 ekor. “Seminggu lalu, ada seekor induk ayam yang menetaskan sembilan ekor anak ayam,” kata Sujan.
Pemberian santunan berupa hewan ternak unggas itu ternyata telah meringankan beban mereka, serta menanamkan jiwa sosial kepada masyarakat dan keluarga. Sehingga para lansia, jompo, dan orang cacat itu merasa turut diperhatikan oleh saudara-saudara dan masyarakatnya. Memberikan proses pembelajaran kepada masyarakat untuk menempatkan tangan di atas (memberi) adalah lebih baik daripada menengadahkan tangan di bawah (meminta). Sifat selalu mengharap, justru membuat masyarakat menjadi apatis dan pesimis. Maka, memberikan pancing memang lebih baik daripada memberikan ikan. (Mulyani SPd, anggota BKM Panyugu Pasot, Landak, Kalbar; Korkot 2 KMW I, P2KP 2/1; nina)
Secara konsep dokumen Larap minimal memuat tujuan kegiatan kawasan yang akan dibangun, gambaran u...
Sebagian besar dampak yang ditimbulkan dapat diatasi dengan perencanaan teknik dan pelaksanaan ma...