H
Hemi Bido adalah salah seorang warga Kelurahan Kayumalue Ngapa, Kecamatan Palu Utara, Sulawesi Tengah (Sulteng). Sejak delapan tahun lalu, dia terserang tumor yang bersarang di lambungnya. Tumor tersebut mengganas dalam lima tahun terakhir. Bahkan, kini Hemi Bido hanya bisa terkulai lemas di bilik kamar tidurnya.
Wanita berusia 35 tahun itu tidak pernah membayangkan akan berobat ke rumah sakit (RS), karena tidak memiliki biaya. Hemi Bido dan keluarganya pun pasrah. Hingga akhirnya Koordinator Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) setempat—yakni BKM Bonati—Saiful Azis, mengetahui kondisi tersebut. Saiful segera mengundang semua anggota BKM Bonati guna mencari solusi atas derita Hemi Bido. Kesepakatan pun dicapai. BKM menggelar “proyek” patungan antar warga. Hasilnya, tidak kurang dari 135 warga Kayumalue Ngapa bergabung membantu Hemi Bido dan sukses mengumpulkan dana Rp 1,05juta.
“Sumbangan warga tersebut memang terbilang kecil. Namun, niat tulus warga sangat kami hargai,” tutur Saiful dalam acara penyerahan sumbangan sukarela warga Kayumalue Ngapa kepada keluarga Hemi Bido, di Kantor Kelurahan setempat, pada Rabu (8-3-2006). Sumbangan itu, kata Saiful, akan digunakan untuk menambah biaya operasi Hemi Bido yang kini terbaring di RS Umum Anutapura, Palu. Acara tersebut disaksikan warga setempat. Dihadiri pula oleh Denny Taufan S Sos (Lurah Kayumalue Ngapa), Sudaryono Lamangkona S Sos (Camat Palu Utara), Ir Ahmad Sriyanto (Team Leader KMW VI Sulteng), Tasrief Siara (TA Monev KMW VI), dan Moh Sukran (Korkot).
Saiful mengisahkan, tumor ganas yang bersarang di lambung Hemi Bido mengakibatkan perutnya membuncit bagai orang hamil tua. “Sementara untuk melakukan operasi, keluarga Hemi Bido tidak sanggup membiayai. Setelah kami berembuk dengan Lurah Kayumalue, pihak kelurahan akhirnya mengeluarkan surat keterangan miskin untuk diperlihatkan di rumah sakit,” jelas Saiful.
Walau kartu miskin telah diterima pihak RS Anutapura, pihak keluarga Hemi Bido masih membutuhkan biaya tambahan lainnya, seperti biaya transfusi darah. Untuk menutupi biaya lainnya, BKM Bonati melakukan patungan dan mengedarkan kotak sumbangan kepada warga Kayumalue Ngapa. Namun, hingga kini Hemi Bido belum dioperasi karena masih menjalani perawatan rutin di RS Anutapura Palu sambil menunggu stabilnya kesehatan Hemi akibat depresi dan kekurangan hemoglobin.
Sementara itu dalam acara, Sudaryono mengatakan, BKM Bonati melakukan kerjasama yang baik dengan mendorong kebersamaan dan solidaritas antar warga. Ini artinya, kata Sudaryono, nilai-nilai universal kemanusian yang selama diinternalisasikan dalam program P2KP telah tertanam di dalam hati para warga. “Saya bangga dengan BKM Bonati. Semoga rintisan BKM ini bisa diteruskan oleh pemerintah,” ujar Sudaryono di hadapan warga Kayumalue Ngapa. Camat yang juga mantan aktivis mahasiswa itu mengimbau kepada kelompok-kelompok media massa, agar membuka kotak amal dan mendorong warga Kota Palu untuk menyumbang demi meringankan biaya operasi Hemi Bido. (Tasrif Siara, TA Monev KMW VI Sulteng; nina)
Secara konsep dokumen Larap minimal memuat tujuan kegiatan kawasan yang akan dibangun, gambaran u...
Sebagian besar dampak yang ditimbulkan dapat diatasi dengan perencanaan teknik dan pelaksanaan ma...