![]() |
Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta masih bergeliat dengan upaya penanganan kumuh. Satu dari sederet solusi yang dilakukan adalah dengan memaksimalkan berbagai potensi yang ada melalui jalur kolaborasi. Diding Maulana, seorang pemilik rumah tak layak huni, sudah membuktikannya. Dia terpilih menjadi pemilik rumah yang bakal dibedah ulang melalui Program Bedah Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) dari Badan Amil Zakat, Infaq, dan Shodaqoh (BAZIS). Kediaman Diding dipilih berdasarkan seleksi yang dilakukan Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM) Cipta Sarana Pasar Manggis dan pengurus Kelurahan Pasar Manggis, Kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan.
Rumah gubuk yang sangat tak layak ditinggali milik Diding itu berada di Jalan Pariaman Rukun Tetangga 10 Rukun Warga O2. Puluhan tahun sudah Diding dan sang istri beserta anak-anaknya menempati bangunan yang reyot dan bocor di sana sini. Lelaki setengah abad itu pasrah, tak mampu memperbaiki kediamannya. Rumah Diding memenuhi seluruh persyaratan untuk direnovasi.
LKM Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) Cipta Sarana memang menjadi sang penggagas penanganan rumah Diding. Perbaikan rumah Diding adalah bagian dari realisasi dalam Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP): mewujudkan rumah layak huni bagi warga. Mereka merangkul aparat Kelurahan Pasar Manggis, untuk bersama menggandeng Bazis Jakarta Selatan, yang memang memiliki program bedah rumah. "Kami sangat berterima kasih. Kami berharap program ini ada keberlanjutannya karena masih banyak Rutilahu yang belum tersentuh program,” kata Koordinator LKM Cipta Sarana Supadmo. Hebatnya lagi, saat pelaksanaan pembangunan, masyarakat setempat bergotong royong ikut memperbaiki rumah Diding.
![]() |
Pelaksanaan bedah rumah mengacu pada tiga prinsip utama agar manfaat bantuan itu bisa dirasakan lebih maksimal warga penerima. Prinsip tersebut adalah tepat sasaran, tepat penggunaan, dan tepat waktu. “Bantuan ini diprioritaskan untuk masyarakat miskin,” ujar Supadmo, yang didaulat BAZIS melalui LKM sebagai pengawas dan penjaga kualitas hasil sekaligus pendamping pembuatan proposal dan laporan pertanggungjawaban.
Program bedah rumah tak layak huni BAZIS telah lama dirasakan manfaatnya oleh warga. Masyarakat yang selama ini berada dalam serba kekurangan alias miskin tak akan mampu membangun rumah yang layak huni. Mereka pasrah, menanti kucuran bantuan dari pihak lainnya.
Kini senyum Diding merekah lebar. Tak hanya bersih dan layak, kini kediamannya bebas dari tetesan atap yang bocor dan tak kumuh lagi. [DKI]
Penulis: Inayatullah, Tenaga Ahli Komunikasi Program Kotaku OC-7 Provinsi DKI Jakarta
Editor: Epn
Secara konsep dokumen Larap minimal memuat tujuan kegiatan kawasan yang akan dibangun, gambaran u...
Sebagian besar dampak yang ditimbulkan dapat diatasi dengan perencanaan teknik dan pelaksanaan ma...