![]() |
Kumuh pernah menjadi potret nyata Kelurahan Nungga, Kecamatan Rasanae Timur, Kota Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Warga di kelurahan ini rata-rata bermukim di daerah perbukitan di ketinggian 200 meter di atas permukaan laut. Mereka tak cukup memiliki akses jalan yang baik, saluran drainase pun tak memadai, air bersih minim, dan sanitasi tak memenuhi standar kelayakan. Bangunan rumah penduduk tampak tak beraturan, dan masih ditambah layanan tata kelola sampah yang rendah. Problem kumuh nyata di lingkungan tersebut.
Sekitar 12 kilometer dari pusat Kelurahan Nungga, ada sebuah kampung bernama Kabanta, atau acap disebut Kampung Lebah, atau Kampung Madu. Pasalnya jelas, perkampungan kecil yang dihuni 392 jiwa itu adalah sentra penjualan madu khas Sumbawa. Madu asli penuh cita rasa, berkhasiat, dan tenar di seantero nusantara. Selain berkutat berburu madu, bertani lebah, dan mengemasnya, rata-rata warga setempat beraktivitas dengan bertani di ladang atau menenun.
Sebenarnya keberadaan Kelurahan Nungga sudah menjadi perhatian Pemerintah Provinsi NTB. Buktinya, pemprov sudah menyiapkan langkah penataan ulang permukiman setempat dengan anggaran dari Bantuan Pemerintah untuk Masyarakat (BPM) Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) Tahun Anggaran 2020 sebesar Rp 2 miliar.
![]() |
Program penataan di Kelurahan Nungga ini diprioritaskan pada kawasan Lingkungan Nungga, Lingkungan Toloweri, dan Lingkungan Kabanta. Termasuk, rencana menjadikan Kabanta sebagai destinasi Desa Wisata, yang masih memiliki area kumuh hanya 0,97 hektare pada akhir 2019, dari sebelumnya seluas 2,04 ha. Penataan permukiman dari kumuh di wilayah ini sudah berlangsung sejak alokasi Bantuan Dana Investasi pada 2018 dan BPM TA 2019.
Keunikan madu khas Kabanta memang menjadi nilai tambah bagi warga setempat dan memesona buat pengunjung yang hendak bertandang. Maklum, selain madu dan ragam hasil karya para perajin tenun—hingga juga berjuluk Kampung Tenun, Kabanta menyimpan potensi nuansa alam perbukitan yang masih alami, sejuk, dan sedap buat mata memandang.
Berbagai kegiatan Program Kotaku dalam penataan ulang infrastruktur dasar amat mendukung upaya warga dan pemerintah setempat buat berbenah diri. Dan tentunya, untuk memilih spesialisasi yang bakal 'dijual': Kampung Madu, Kampung Lebah, atau Kampung Tenun-kah? [NTB]
Penulis: Astar Hadi, Sub Tenaga Ahli Komunikasi OSP 5 NTB, Program Kotaku Provinsi Nusa Tenggara Barat
Editor: Epn
Kolaborasi ini meningkatkan peluang peningkatan kapasitas SDM, baik dari Program Kotaku (meliputi...
LKM Maju Mapan, Desa Gatak, Kecamatan Delanggu ikut berperan aktif membantu masyarakat dan pemeri...