Permasalahan mutu kehidupan dan penghidupan masyarakat menjadi persoalan mendasar permukiman kumuh perkotaan, di mana pun. Satu cara mengatasinya adalah justru dengan mencegah kehadiran kumuh plus meningkatkan kualitas perumahan masyarakat, khususnya untuk periode 2019. Namun tentu, upaya tersebut mesti sejalan dengan visi penataan permukiman untuk kabupaten atau kota layak huni, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) setempat, dan rencana pembangunan lainnya. Pemahaman dan dinamika di lapangan itulah yang diangkat menjadi tema utama melalui konsolidasi dan diskusi tematik dalam Komunitas Belajar Internal Konsultan (KBIK) Kota Binjai di Aula Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Binjai, Sumatra Utara, menjelang akhir tahun kemarin. KBIK National Slum Upgrading Program (NSUP) - Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) Kota Binjai tersebut diikuti koordinator kota, asisten koordinator kota, dan tim fasilitator dengan jumlah total 22 orang, yang terdiri dari 12 orang laki-laki dan 10 orang perempuan
SelengkapnyaMemulihkan diri dari trauma pascabencana yang menimpa rumah dan sekitarnya, tentu tidak mudah. Jika ada seseorang yang mampu mengatasi trauma pribadi, kemudian berlanjut membantu mengatasi trauma orang lain di sekitarnya, bahkan akhirnya malah sukses membangun kembali harapan masyarakat memulihkan perekonomian, orang itu (salah satunya) pastilah Nureda. Bu Eda--begitu beliau biasa dipanggil--adalah seorang warga Lorong Bakso, Kelurahan Besusu Barat, Kecamatan Palu Timur, Kota Palu, Sulawesi Tengah, yang didaulat menjadi Duta Lorong Bakso
SelengkapnyaDaerah Khusus Ibu Kota Jakarta masih bergeliat dengan upaya penanganan kumuh. Satu dari sederet solusi yang dilakukan adalah dengan memaksimalkan berbagai potensi yang ada melalui jalur kolaborasi. Diding Maulana, seorang pemilik rumah tak layak huni, sudah membuktikannya. Dia terpilih menjadi pemilik rumah yang bakal dibedah ulang melalui Program Bedah Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) dari Badan Amil Zakat, Infaq, dan Shodaqoh (BAZIS). Kediaman Diding dipilih berdasarkan seleksi yang dilakukan Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM) Cipta Sarana Pasar Manggis dan pengurus Kelurahan Pasar Manggis, Kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan
SelengkapnyaKota Surabaya yang megah masih menyisakan sejumlah kawasan kumuh. Sederetan rumah warga tak layak huni, dengan tata letak yang tidak teratur menghias satu wilayah di Ibu Kota Provinsi Jawa Timur tersebut. Seperti di sebuah kampung di Kelurahan Putat Gede, Kecamatan Suko Manunggal: Dukuh Jurang Indah. Permukiman kumuh tersebut terletak di sisi jalan Tol Satelit, penghubung Surabaya, Waru, dan Malang
SelengkapnyaPedagang asongan, penjual soto, nasi rame, bakmi, dan sederet penganan lainnya adalah “napas” buat Kampung Gemblakan Bawah. Tapi, jangan pernah menganggap enteng permukiman warga yang rata-rata memiliki penghasilan di bawah Upah Minimum Regional (UMR) Kota Yogyakarta itu, khususnya di Rukun Warga 7, 8, dan RW 9. Sebab bila menyoal kesadaran dan pengorbanan demi kemaslahatan banyak pihak, di wilayah inilah sumbangsih yang sebenarnya bisa dijadikan pembelajaran penting buat banyak pihak
SelengkapnyaKreativitas mendaur ulang limbah kertas bisa menjadi ikon tambahan aktivitas buat kawasan Tagtag Tengah, Kelurahan Peguyangan, Kota Denpasar, Bali. Pasalnya jelas, warga yang berguyub di bawah koordinasi Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Abukasa sepakat mengkhususkan diri jadi pengolah sampah kertas menjadi duit. Mereka berinovasi mengubah limbah kertas seperti bekas koran, majalah, dan beragam jenis kertas sisa menjadi sederet produk bernilai ekonomis tinggi. Sebut saja vas bunga, tempat pulpen, ingka, dulang, dan masih banyak lagi
SelengkapnyaApabila pertumbuhan kota tidak diiringi perencanaan yang baik, akan menimbulkan permukiman baru yang tidak teratur. Beberapa di antaranya akan berubah fungsinya. Salah satu contoh nyata adalah pertumbuhan penduduk yang berada di bantaran sungai, seperti Pekanbaru, yaitu bantaran Sungai Sago dan Sungai Limau. Dua kawasan ini merupakan prioritas penanganan kumuh. Namun, terlalu padatnya penduduk di bantaran sungai menyulitkan pemerintah daerah untuk menegakkan aturan. Hingga saat ini yang dilakukan pemerintah hanyalah melakukan imbauan agar masyarakat tidak membuang sampah ke sungai. Dan, buanglah sampah sesuai jam buang sampah. Sehingga, pada waktunya, sampah dapat terangkut oleh petugas kebersihan
SelengkapnyaBelakangan ini, Lorong Kerinci jadi trending topic sebagai salah satu lokasi yang “instagrammable”—yaitu tempat memadai untuk ber-swafoto (selfie) untuk diunggah ke media sosial—di Kota Banda Aceh. Padahal, dahulunya lokasi yang terletak di bantaran Krueng Doy, Desa Seutui, Kecamatan Baiturrahman itu terbilang kumuh, karena dipenuhi rumah tidak layak huni yang posisinya tidak beraturan. Akses infrastruktur dasar juga tidak memadai waktu itu
SelengkapnyaSapu lidi mungkin jadi inspirasi yang melekat di benak Surjadi. Bersatu menjadi teguh dan kuat, bercerai berai bakal berantakan tak berarti. Bagi Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan (Bappelitbang) Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau, asa menghapus kumuh tak bisa dilaksanakan hanya oleh sebagian unsur wilayah. Semua harus seia sekata bergandengan tangan bersama untuk menanggulangi persoalan kumuh wilayah. Seperti misalnya, dalam penanganan kawasan Kampung Bugis, penyandang status kumuh di Kecamatan Tanjungpinang Kota
SelengkapnyaKenyamanan lingkungan serta kebutuhan tempat tinggal yang layak berikut prasarana, sarana, dan utilitasnya adalah dambaan hampir semua orang. Begitu juga warga di Kelurahan Sei Bilah Barat, Kecamatan Sei Lepan, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatra Utara, khususnya di Gang Meriam, Lingkungan V. Lokasi ini cukup lama tidak tersentuh pembangunan. Sementara kebutuhan akan tempat tinggal dari waktu ke waktu terus meningkat, sedangkan pemerintah daerah setempat tak mampu menanganinya sendirian. Kondisi ini pada akhirnya menjadikan daerah itu kumuh.
Selengkapnya