![]() |
“Seonggok kemanusiaan terkapar. Siapa yang mengaku bertanggung jawab? Bila semua pihak menghindar, biarlah saya yang menanggungnya, semua atau sebagiannya...” Kutipan karya tulisan almarhum mantan Wakil Rakyat sekaligus tokoh religi Rahmat Abdullah itu mengena betul buat Rosana sejak 11 tahun silam, khususnya bila menyoal kumuh. Kotor, kusam, jorok, dan semrawut, menjadi kenyataan keseharian buat perempuan asal Desa Air Saga, Kecamatan Tanjung Pandan, Kabupaten Belitung, Provinsi Bangka Belitung itu. Dia berkomitmen, akan mengubahnya.
Dan, Rosana pantang ingkar.
Boleh jadi, saking gemasnya, ibu dua anak itu “nekat” bergabung dengan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Maju Lestari. Setahun setelah melebur bersama Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) beberapa waktu kemudian, dia didaulat menjadi Koordinator BKM Maju Lestari.
Kala beraksi, Rosana tentu tak lekang dari kendala. Maklum saja, perempuan paruh baya itu mesti berbagi peran sepanjang waktu: sebagai istri, ibu, sekaligus abdi masyarakat. Tekad membuatnya mampu memberi pengertian kepada keluarga supaya tetap bisa menjalankan tugas memberikan yang terbaik bagi Desa Saga.
![]() |
Bagi warga desa, Rosana adalah sosok yang rendah hati dan menyenangkan bagi semua kalangan. Ia mudah diajak berdiskusi dalam hal apapun, terlebih tentang kegiatan dan Program Kotaku. “Saya yang sangat berterima kasih, karena melalui program ini saya dapat banyak pengalaman yang sangat berharga,” kata “Kartini” yang berhasil menjalankan fungsinya sebagai relawan sekaligus seorang agen perubahan itu.
Perempuan yang hobi memasak dan membuat kue itu acap hadir dan selalu aktif dalam setiap kegiatan BKM di tingkat desa dan rukun tetangga. Termasuk di antaranya mengkoordinir tukang dalam kegiatan pelatihan tenaga kerja pembangunan infrastruktur Program Kotaku. Namun momentum penting sepanjang aktivitasnya adalah pembangunan rumah layak huni dan pembangunan fasilitas Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Desa Air Saga. Pasalnya, saat itulah dia bisa membantu orang lain, saling berbagi, dan membuat sesama merasakan kebahagiaan.
Keinginannya memang tak muluk. Hanya mau lingkungan dan desanya menuju ke arah yang lebih baik. Dan Rosana telah membuktikannya.
Penulis: Rizal Panggabean, Fasilitator Kelurahan Sosial Kabupaten Belitung, KMW/OC Kotaku Provinsi Bangka Belitung
Editor: Epn
Kawasan Petoaha-Bungkutoko Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara dulunya kotor dan kumuh, kini ma...
Masih ingat Taman Olahraga Ramah Anak (TORA) di Kelurahan Dempo, Kecamatan Lubuklinggau Timur II, Ko...