![]() |
Warga Terdampak Proyek (WTP) Penataan Kumuh Skala Kawasan Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) Ambulu di Desa Ambulu, Kecamatan Losari, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, yang tinggal tak jauh dari sempadan Sungai Ambulu, sambut baik program Penataan Kumuh Skala Kawasan, Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) tahun 2020. Tanggapan baik itu meluncur dari mulut, Roiwan (33) dusun manis RT 01 / RW 03 Dusun Manis-Pahing, Desa Ambulu, saat ditemui disela-sela kunjungan kerja Kepala Satuan Kerja (Satker) Pelaksanaan Prasarana Wilayah 2 Balai Prasarana Permukiman Wilayah Jawa Barat, Indra Gunawan, beberapa waktu lampau.
Bahkan yang menarik, tak sedikit WTP Ambulu yang secara sukarela membongkar rumah bangunan miliknya yang berdiri puluhan di atas sempadan Sungai Ambulu itu. Menurut Roiwan, yang juga salah satu WTP di lokasi ini, menuturkan bahwa dirinya menerima dengan baik adanya pembebasan lahan (clear and clean) program ini. Karena lokasi disini memang sudah kumuh. Sehingga dengan ditatanya kawasan ini, terutama disepanjang bantaran Sungai Ambulu ia berharap lingkungannya nanti akan menjadi lebih tertata, bersih dan asri.
Adapun mengenai kondisi rumahnya yang dipangkas akibat pembebasan sempadan yang mencapai 3 meter itu, tak mempersoalkannya, karena ia ingin ada perubahan wajah kawasan. Apalagi dirinya yang saat ini membuka kedai kopi di rumahnya justru diuntungkan dengan adanya rencana penataan ini. Katanya lagi, pemuda yang sebelumnya menekuni pekerjaan sebagai tenaga kerja indonesia (TKI) di negara gingseng ini, mengaku malu saat kedatangan pelanggan warung kopinya dengan kondisi lingkungannya yang kumuh dan jorok. “Saya kan jualan kopi disini, kalau tamu lihat sampingnya seperti ini kan malu, tapi kalau jalanannya menarik saya juga tak malu-malu amat kan ?”. Katanya, dengan nada setengah bertanya.
Harapan senada juga dilontarkan Mian (65), WTP yang juga masih tinggal di dusun manis-pahing 01/03. Menurut pria yang sudah tak muda lagi ini, ia menegaskan, “Kalau saya sih tak akan macam-macam, kalau sekiranya bangunan milik saya menganggu dan harus dibongkar ya silahkan”. Tegasnya. Dirinya bahkan penuh harap, jika nantinya lokasi ini sudah tertata, akan merintis usaha disini. “Kalau lokasi ini sudah ramai, nantinya saya akan jualan apa saja.” Pungkasnya.
Berdasarkan desain perencanaan penataan kawasan ini, langkah pembebasan lahan sempadan sungai dengan lebar 3 meter dan panjang 900-an meter dengan memangkas beberapa bagian dari 19 bangunan rumah dengan jumlah WTP sebanyak 71 orang, merupakan langkah penataan yang nantinya bakal disulap menjadi pedestarian dan jalur hijau yang memanjang lebih kurang 1 km. Penataan ini disamping untuk mempercantik bantaran juga sekaligus berfungsi sebagai menunjang akses ke lokasi ekowisata (mangrove) “Caplok Barong” pesisir pantai utara Jawa yang tak jauh dari lokasi ini.
Sementara itu, menurut Kepala Satuan Kerja (Satker) Pelaksanaan Prasarana Wilayah 2 Balai Prasarana Permukiman Wilayah Jawa Barat, Indra Gunawan, SE, MT., ditengah kesibukannya saat melakukan kunjungan kerja di lokasi ini, dirinya menuturkan, “Saya merasa puas dengan pola penanganan WTP di Ambulu. Karenanya, ia berharap untuk mempercepat proses penataan kawasan ini, agar setiap kendala teknis yang berhubungan dengan kelengkapan dokumen lelang pekerjaan fisik Penataan Kumuh Skala Kawasan Ambulu segera dipenuhi dan dituntaskan”. Tandasnya.
Perlu diketahui, bahwa progres Penataan Kumuh Skala Kawasan di Desa Ambulu hingga saat ini, sudah memasuki tahapan proses lelang pekerjaan fisik.[Jabar]
Penulis: Sudrajat, Tenaga Ahli Komunikasi dan Sosialisasi OC-6
Program Kotaku Provinsi Jawa Barat
Editor : Epn
Partali Toruan adalah sebuah kelurahan yang berada di wilayah Kecamatan Tarutung, Kabupaten...
Perubahan wajah Kawasan Gajahwong begitu drastis sehingga menarik banyak pihak untuk berkunjung,...